5 Fakta Varian Baru Virus Corona Yang Disebut Omicron

#Tags

Dunia harus kembali dihadapkan dengan mutasi virus COVID-19 baru yang terdeteksi di Afrika Selatan sebagai "variant of concern" SARS-CoV-2. WHO juga menjelaskan bahwa varian baru tersebut yang disebut Omicron itu menunjukkan varian berbahaya yang dapat menyebar dengan cepat. Selain itu, diketahui pula varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu menyebabkan penyakit parah atau menurunkan efektivitas vaksin atau perawatan.



Dunia harus kembali dihadapkan dengan mutasi virus COVID-19 baru yang terdeteksi di Afrika Selatan sebagai "variant of concern" SARS-CoV-2. WHO juga menjelaskan bahwa varian baru tersebut yang disebut Omicron itu menunjukkan varian berbahaya yang dapat menyebar dengan cepat. Selain itu, diketahui pula varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan itu menyebabkan penyakit parah atau menurunkan efektivitas vaksin atau perawatan.

Penemuan baru varian virus corona baru ini, diyakini berpotensi lebih menular oleh otoritas kesehatan Afrika Selatan. Hal itu pun memicu reaksi keras di seluruh dunia, dengan sejumlah negara yang mulai melarang masuknya para pelancong dari beberapa negara Afrika Selatan.

Varian ini juga diklasifikasikan sebagai Variant of Concern atau varian yang mendapat perhatian, seperti varian Delta yang sejauh ini disebut telah mendominasi penularan Covid-19 di seluruh dunia.

Selain Afrika Selatan, varian baru yang terdeteksi di Botswana ini juga dilaporkan muncul di Hong Kong dan Belgia.  WHO juga meminta agar negara-negara meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan genom virus corona untuk lebih memahami virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Berikut 5 Fakta Tentang virus corona varian Omicron:

1. Ditemukan sejak awal November

Omicron pertama kali dideteksi pada 23 November di Botswana, Afrika Selatan, dari hasil pemeriksaan spesimen yang diambil pada 9 November. Kemudian, pada 24 November, para ilmuan di Afrika Selatan mengumumkannya secara global.
Sebelum diberi nama omicron, varian tersebut diberi kode B.1.1.529 dan diketahui memiliki jumlah mutasi lebih banyak dibandingkan varian Delta dari India dan varian Beta yang juga ditemukan di Afrika Selatan pada tahun lalu.


Para ilmuan memperkirakan, mutasi itu muncul akibat terjadinya lonjakan infeksi di negara tersebut. Kasus positif Covid-19 di Afrika Selatan dilaporkan telah meningkat sepuluh kali lipat sejak awal November.

Perkiraan sementara, varian tersebut bermutasi sekitar 30 sel kunci protein spike.

2. Berisiko kebal vaksin
Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyebutkan kalau varian omicron kemungkinan kebal terhadap vaksin Covid-19 yang ada saat ini. Lantaran jumlah protein yang banyak dan sangat berbeda dengan virus corona asli yang menjadi bahan dasar pembuatan vaksin.

3. Kasus Yang Dideteksi dari varian Omicron mencapai puluhan kasus
Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) yang dikelola pemerintah Afrika Selatan mencatat telah ada 22 kasus positif varian omicron per Jumat (26/11). Kasus tersebut ditemukan setelah dilakukan pengurutan genom.

NICD mengatakan jumlah kasus yang terdeteksi dan persentase yang dites positif meningkat dengan cepat di tiga provinsi, termasuk Gauteng, pusat ekonomi Johannesburg dan ibu kota Pretoria.

Seemntara itu, varian Omicron juga sudah menyebar ke luar Afrika Selatan. Seperti Inggris, Belgia, Israel, dan Hong Kong.

4. Gejala virus corona varian omicron

Anggota dewan Asosiasi Medis Afrika Selatan Dr. Angelique Coetzee menemukan kalau pasien Covid-19 varian omicron mengalami gejala yang berbeda.
Gejala mereka sangat berbeda dan sangat ringan dari yang pernah saya tangani sebelumnya," kata Coetzee kepada The Telegraph.

Perbedaan paling mencolok yakni tidak menyebabkan anosmia atau hilangnya kemampuan indera perasa dan pembau. Selain itu, varian omicron menimbulkan gejala ringan dengan nyeri otot dan kelelahan selama satu atau dua hari.

"Sejauh ini, kami mendeteksi bahwa mereka yang terinfeksi tidak mengalami kehilangan rasa atau bau. Mereka mungkin batuk ringan. Tidak ada gejala yang menonjol dari mereka yang terinfeksi beberapa saat ini dirawat di rumah," ungkapnya.

5. Pencegahan penularan varian omicron

WHO meminta negara-negara dunia harus melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron dan memicu gelombang pandemi lebih parah. WHO juga telah mengeluarkan panduan untuk negara menghadapi varian Omicron tersebut, di antaranya:
a. Meningkatkan upaya pengawasan dan pengurutan varian virus SARS CoV 2 yang beredar, dengan melakukan whole genom sequencing.
b. Mengirimkan hasil urutan genom lengkap dan metadata tersebut ke database untuk umum, seperti halnya GISAID.
c. Melaporkan kasus atau klaster Covid-19 awal terkait infeksi varian yang masuk kategori VOC melalui mekanisme IHR.
d. Jika memiliki kemampuan dan bisa berkoordinasi dengan komunitas nasional, maka segera lakukan investigasi lapangan dengan laboratorium, untuk mengetahui potensi dan dampak varian VOC pda epidemiologi Covid-19 di masing-masing negara.


Artikel Informasi Kesehatan Lainnya