Berbagai Jenis Rumah Tradisional / Rumah Adat Suku Sunda

#Tags

Indonesia kaya akan keberagaman budaya, salah satunya tercermin dalam ragam rumah adat yang dimiliki oleh setiap suku di tanah air. Suku Sunda, salah satu suku yang mendiami wilayah Jawa Barat, juga memiliki warisan budaya berupa rumah adat yang unik dan memikat.

Rumah tradisional suku sunda

Gaya arsitektur rumah adat Sunda sangat sederhana, namun memiliki makna yang sangat dalam terutama untuk menghormati dan agar penghuninya lebih dekat dengan alam. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana orang Sunda memberkan nama untuk membedakan jenis-jenis rumah adat Sunda tersebut seperti julang ngapak, badak heuay, togog anjing, dan nama-nama lain yang kebanyakan diambil dari nama hewan maupun lingkungan di sekitar mereka. Dalam perancangan rumah adat Sunda, tidak digunakan unsur besi sama sekali, atau tidak menggunakan material berbahan besi seperti paku.

Untuk menguatkan tiang digunakan pasek yang terbuat dari bambu. Sedangkan untuk mengikat struktur digunakan ijuk atau sabut kelapa. Untuk atap biasanya menggunakan daun kelapa, ijuk, atau daun rumbia. Di masa lalu, sangat jarang sekali orang Sunda menggunakan genting yang dibuat dari tanah liat. Sebagian besar rumah adat Sunda dibangun dalam betuk rumah panggung dengan ketinggian sekitar 0,5 - 1 meter di atas permukaan tanah.

Pada jaman dahulu, rumah panggung Sunda ini bahkan bisa lebih tinggi lagi dan mencapai 1,8 meter tingginya. Bentuk rumah panggung dipilih untuk menghindari rumah dari musibah seperti gempa bumi atau banjir, juga untuk melindungi penghuninya dari serangan hewan liar, apalagi dulu pedesaan umumnya berada di pinggiran hutan yang masih lebat dan banyak dihuni binatang-binatang liar.

Bagian kolong rumah juga bisa dijadikan untuk tempat menyimpan alat-alat pertanian, kayu bakar, mengikat hewan ternak, atau bahkan untuk menyimpan makanan hewan ternak. Secara umum, rumah adat Sunda yang berbentuk rumah panggung dilengkapi tangga yang jumlahnya tidak lebih dari tiga buah anak tangga yang disebut golodog. Golodog ini memiliki fungsi juga untuk tempat membersihkan kaki sebelum masuk ke dalam rumah. Adapun untuk lantai dan dinding rumah digunakan bilik yang biasanya terbuat dari palupuh atau kadang menggunakan papan kayu.

Ciri Khas Rumah Adat Sunda

1. Berbentuk panggung
Rumah adat di tanah Sunda memiliki keunikan berupa bentuknya yang dibuat panggung. Hanya saja, ketinggiannya terbilang cukup rendah dari tanah, yakni sekitar 50-100 meter saja. Sementara rumah panggung dari suku lain lebih dari 100 meter.

2. Sederhana
Rumah adat Sunda juga tidak memiliki ornamen yang rumit. Jika dilihat sekilas, penampakan rumah sangat sederhana. Pemilihan kayu dan bilik untuk dinding menggunakan bahan yang sederhana pula. Itu sebabnya, jarang sekali rumah adat dari suku Sunda bertahan lebih dari puluhan tahun.

3. Polos
Berbeda dengan rumah modern yang ada saat ini, rumah adat tidak memiliki bentuk yang rumit. Dekorasi rumah baik dari bagian luar dan dalam dibuat dengan polos. Hal ini seiring dengan prinsip orang Sunda yang menyukai rumah sederhana dan tidak berlebihan.

4. Menghadap ke arah matahari
Ada dua arah hadap matahari yakni Barat (kulon) dan Timur (wetan). Rumah adat Sunda biasanya menghadap ke arah dua direksi ini karena mereka percaya bahwa matahari merupakan harapan yang baik. Dengan adanya sinar matahari, orang Sunda percaya bisa memulai hari dengan baik.
 

Bagian rumah tradisional sunda

Ada tiga bagian dari struktur bangunan rumah adat Sunda yang dibedakan menurut fungsi dan letaknya, yaitu:

1. Hareup (depan)

Ruang bagian depan yang berfungsi sebagai teras dan tempat untuk menerima tamu laki-laki. Pada rumah tradisional, di bagian teras biasanya tidak dilengkapi dengan kurs maupun meja tetapi cukup menggelar tikar saat ada tetamu yang datang.

2.Bagian Tengah

Bagian tengah rumah yang dibatasi oleh dinding maupun sekat bilik dari beberapa ruangan di dalamnya. Ruang tengah ini difungsikan sebagai tempat beristirahat atau tempat keluarga berkumpul.

3. Tukang atau belakang

Bagian ini menjadi tempat untuk menerima tamu wanita. Bagian belakang identik dengan tugas-tugas wanita sehingga tabu bagi lelaki untuk memasukinya kecuali dalam kondisi darurat.


Jenis rumah tradisional / rumah adat suku sunda

Rumah adat Sunda yang ada di daerah Jawa Barat terdiri dari beragam jenis yang dibedakan dari bentuk suhunan atau atapnya. Hal ini menjadikannya ciri khas tersendiri yang membedakan dari rumah tradisional lain yang ada di beberapa daerah.  Ada beberapa jenis rumah adat Sunda yang berbeda satu sama lain bentuknya meski memiliki kesamaan yakni berupa rumah panggung. Yang menjadi pembeda biasanya adalah bentuk atap atau suhunannya. Sedikitnya ada 6 bentuk atap pada imah panggung masyarakat Sunda. Menariknya, rumah adat Sunda ini punya nama yang tak unik sesuai dengan jenis atau bentuknnya. Biasanya penamaannya adalah metafora dan personifikasi dari perilaku manusia, binatang atau benda lainnya yang mirip dengan bentuk rumah adat Sunda.

1. Rumah tradisional sunda - Tagog Anjing

 

Rumah tradisional Sunda - Suhunan Tagog Anjing
Bentuk Rumah tradisional Sunda - Suhunan Tagog Anjing

Rumah adat Jawa Barat Tagog Anjing terinspirasi bentuk bangunan yang mirip anjing nagog (jongkok). Bentuk tersebut merupakan bentuk atap yang memiliki dua bidang atap yang berbatasan pada garis batang suhunan. Bangunannya berbentuk persegi panjang memanjang ke panjang dengan atap sorondoy (menyambung) berbentuk segitiga dan menyatu dengan rumah.


Bidang atap yang pertama lebih lebar dibanding dengan atap lainnya serta merupakan penutup ruangan. Sedangkan atap lainnya yang sempit, memiliki sepasang sisi yang sama panjang.
Yang jadi keunikan dari rumah jenis Tagog Anjing ini yakni pada sisi bawah tidak disangga oleh tiang. Pondasi bangunannya lebih rendah dari rumah adat Sunda lainnya, dan bentuk atap yang demikian berguna untuk melindungi bangunan dari terpaan cahaya matahari atau air hujan.

2. Rumah Badak Heuay

 

Suhunan Badak Heuay
Bentuk atap rumah tradisional Sunda - Suhunan Badak Heuay

Rumah tradisional suku sunda Badak heuay memiliki makna Badak menguap (membuka mulut lebar-lebar). Sesuai namanya, rumah adat Sunda jenis badak heuay mempunyai bentuk suhunan seperti mulut badak sedang menguap yang menjadi ciri khasnya. Bentuk rumah adat ini digunakan untuk menerima tamu laki-laki, dan masih banyak ditemui di daerah Sukabumi.

Bentuknya hampir mirip dengan bentuk rumah adat tagog anjing, Badak Heuay memiliki bidang atap belakang yang melewati batang suhunan. Bidang atap yang melewati suhunan yang dinamakan 'rambut' yang jadi keunikan rumah ini.

3. Rumah Adat Sunda Jolopong

Rumah adat Jolopong masih banyak ditemukan di berbagai daerah pedesaan di Jawa Barat. Bentuk atapnya lebih sederhana dengan bentuk memanjang seperti pelana. Rumah adat Jawa Barat Jolopong ini merupakan bentuk atap yang diambil dari posisi manusia yang sedang tidur terlentang atau membujur (ngajolopong).

Rumah tradisional Suhuna Jalopong
Bentuk atap rumah tradisional Suhuna Jalopong



Suhunan Jolopong juga dikenal dengan sebutan suhunan panjang. Di kecamatan Tomo Kabupaten Sumedang bangunan rumah ini kerap ditemukan. Keunikan rumah ini terletak dari bentuk rumah yang cukup tua. Terdapat bentuk atap bangunan saung (dangau) yang diperkirakan bentuknya sudah tua.

4. Rumah Adat Unda - Suhunan  Parahu Kumureb

Disebut rumah perahu kumureb karena bentuk suhunan atau atap yang seperti bentuk perahu terbalik. Ada empat bentuk utama dari rumah adat jenis ini, yaitu bentuk trapesium yang terletak di bagian depan dan belakang, serta bentuk segitiga sama sisi pada bagian sisi kiri dan kanan rumah.



Pada bentuk atap "jubleg nangkub", terdapat dua buah "jure" (batang kayu yang menghubungkan satu di antara ujung batang suhunan kepada kedua sudut rumah) secara landai sehingga terbentuknya satu bidang atap segitiga.

Sisi bidang atap berbentuk segitiga inilah yang dijadikan sebagai sebagian depan rumah. Bila dilihat bentuk atap ini dari samping rumah,mirip dengan "jubleg" (lesung) yang "nangkub" (telungkup) atau seperti perahu tengkurap.

5. Rumah Sunda Jubleg Nangkub

Rumah tradisional Jubleg Nangkub bentuknya mirip seperti Parahu Kumureb, namun orang lebih tertarik menyebutnya sebagai Jubleg Nangkub atau lesung (penumbuk padi) yang menelungkup.

 

rumah adat sunda juleg nangkub

 Rumah adat Sunda jenis ini banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat seperti di Kabupaten Sumedang.

6. Rumah Adat Julang Ngapak / Ngampak

Rumah tradisional Sunda - Julang Ngapak atau disebut juga Julang Ngampak  memiliki bentuk atap mirip burung yang sedang mengepakkan kedua sayapnya. Keunikan rumah adat satu ini, terdapat pada bentuk atap julang ngapak yang melebar di kedua sisi bidang atapnya. Jika dilihat dari arah muka rumahnya. Bentuk atap demikian menyerupai sayap dari burung julang (nama sejenis burung) yang sedang merentangkan sayap.

rumah ada sunda julang ngapak

Ada empat bidang julang Ngapak yang terdiri dari dua bidang menurun dari garis atap, dan dua bidang lain membentuk atap tambahan dengan sudut tumpul di titik temunya.

Bentuk atap "julang ngampak" ini telah dikenal oleh masyarakat Sunda sejak beberapa waktu yang lampau. Keterangan ini diperoleh dari buku Arsitektur tradisional daerah Jawa Barat dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI Jakarta. Jr. Maclaine pont pernah mengemukakan tentang bentuk atap pada "Sunda Besar" yang berceritakan bentuk suhunan yang mencuat di kedua ujungnya dan adanya tameng-tameng yang menggantung di depannya. Rumah tradisional Sunda - julang ngapak banyak ditemukan di wilayah Kampung Dukuh, Kuningan dan di Kampung Naga, Tasikmalaya.

7. Rumah Adat Capit Gunting

Rumah tradisional Sunda ini memiliki struktur yang cukup sederhana, terdiri dari dapur, kamar tidur, ruang tengah, serta teras. Bentuk rumah secara umum yaitu persegi panjang yang memanjang ke arah belakang. 

rumah tradisional sunda capit gunting

 Capit gunting merupakan satu dari sekian nama susuhunan atau bentuk atap rumah yang disebut undagi dan merupakan ciri khas arsitektur tradisional rumah adat Jawa Barat. Rumah adat Capit Gunting masih bisa ditemui dengan mudah di wilayah Tasikmalaya.

8. Rumah tradisional Sunda- Buka Pongpok

Penamaan rumah tradisional Sunda ini, karena rumah adat ini memiliki pintu masuk yang sejajar dengan salah satu ujung suhunan atau atap. Bentuk rumahnya mirip dengan gaya buka palayu yang didasarkan pada keinginan pemiliknya untuk posisi pintu yang menghadap ke jalan. 

rumah tradisional sunda buka pongpok
Sumber : akun youtube Rumah Adat Jawa Barat

Jika diperhatikan dari arah muka rumah, seluruh batang suhunan atau atap rumah ini tak nampak sama sekali dan yang nampak hanyalah atap segi tiga rumah ini. Dalam praktiknya, elemen buka pongpok dari rumah ini

9. Rumah Adat Sunda - Buka Palayu

Nama Buka Palayu biasanya ditemukan di daerah Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Keunikan rumah ini terdapat pada letak pintu muka dari rumah tersebut yang menghadap ke arah satu di antara sisi dari bidang atapnya. 

Dengan demikian jika dilihat dari arah muka rumah, tampak dengan jelas ke seluruh garis suhunan yang melintang dari kiri ke kanan. Hingga saat ini bangunan-bangunan lama ini masih banyak ditemukan, terutama di sepanjang jalan raya yang menghubungkan kota-kota Cirebon Bandung.

10. Rumah tradisional Sunda - Sulah Nyanda

 


Rumah tradisional Sunda - Sulah Nyanda


Rumah tradisional Sunda - Sulah Nyanda diambil dari posisi wanita hamil yang sedang duduk bersandar (nyanda)



Itulah beberapa contoh rumah adat/tradisional yang berasal dari Suku Sunda. Setiap rumah memiliki keunikan tersendiri dan mencerminkan kekayaan budaya serta kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Sunda. Dengan melestarikan rumah-rumah adat ini, kita turut menjaga warisan budaya yang berharga bagi generasi mendatang.
Sebenarnya bentuk rumah adat di Jawa Barat masih banyak lainnya, seperti Sontog dan Jangga Wirangga.