Nama – Nama Bulan di Kalender Hijriah dan Arti Masing - Masing

#Tags

Pembagian dan penghitungan hari-hari sebenarnya tidak hanya metode kalender yang kita kenal sekarang. Selain kalender masehi, ada juga kalender tahun china, yang penghitungan tahun baru Imlek akan berbeda dengan penghitungan tahun baru kalender biasa.  Selain itu ada pula kalender Hijriah yang dipakai oleh umat Islam untuk menandai hari-hari besar keagamaannya.

Di Indonesia sendiri, perhitungan kalender jawa juga mengikuti kalender  dan  nama bulan – bulan islam. 


Sistem Kalender Hijriah

Standar kalender yang biasa kita gunakan sistem Masehi. Di dalam sistem penghitungan bulan ini terdapat 12 bulan mulai dari Januari sampai dengan Desember. Kalender ini dibuat berdasarkan pergerakan bumi mengelilingi matahari.


Kalender Islam atau kalender hijriah juga dibagi menjadi 12 bulan tapi nama dan penghitungan hari di dalamnya juga berbeda. Sistem perhitungan kalender hijriah berdasarkan peredaran bulan. Karena perbedaan ini, pergantian hari atau tanggal pada kalender Hijriah terjadi bukan saat tengah malam tapi saat waktu Maghrib.

Kalender Hijriyah dihitung mula sejak PNabi Muhammad SAW hijrah dari Mekah ke Madinah. Untuk memperingati hal ini, maka dibuatlah kalender ini. Tahun 1 Hijriyah terjadi pada tahun 622 Masehi.


Pada kalender Masehi jumlah hari adalah 365 pada tahun biasa dan 366 pada tahun kabisat. Sedangkan di kalender Hijriah jumlahnya lebih sedikit yaitu 354 untuk tahun biasa dan 355 di tahun kabisatnya. Selisih ini menyebabkan hari raya – hari raya Islam selalu bergerak lebih cepat di kalender masehi dan pemerintah Indonesia harus menyesuaikan masa liburan besar dari tahun ke tahun.

Nama – nama bulan di kalender Hijriah juga berbeda dari kalender masehi.  Tiap nama bulan di dalam kalender Hijriah nama bulan ini memiliki arti tersendiri dalam sejarah Islam dan biasanya merupakan pengingat kejadian di masa awal Islam muncul.
Urutan nama dan bulan kalender Hijriah ini adalah sebagai berikut
1.Muharram
2. Safar
3. Rabi’ul Awal
4. Rabi’ul Akhir
5.Jumadil Awal
6. Jumadil Akhir
7. Rajab
8. Sya’ban
9. Ramadhan
10.Syawal
11.Dzulka’dah
12.Dzulhijah

Arti Masing-masing Nama Bulan Di Kalender Hijriah

Bulan Muharram

Bulan awal dalam kalender Hijriah adalah Muharram. Tanggal 1 Muharram diperingati oleh umat Islam sebagai tahun baru Islam. Dalam bulan ini terdiri dari 30 hari. Arti kata Muharram sendiri adalah yang diharamkan atau yang tidak diperbolehkan. Dalam pengertian ini, bisa disebutkan sebagai bulan pantangan.

Mengapa bulan ini dinamakan demikian? Alasan awalnya adalah kepercayaan bahwa bulan ini merupakan awalan baru dan tidak boleh dimulai dengan peperangan. Dalam sejarah ini memang ditaati dan di Arab sendiri, perang tidak pernah terjadi saat Muharram.

 Bulan Safar

Bulan kedua disebut Safar atau Shofar. Dalam bulan ini terdiri dari 29 hari. Arti kata Safar secara sederhana disebut kosong. Nama ini menunjukan peringatan untuk pemuda – pemuda arab agar pergi merantau dari perkampungannya.

Bulan Rabi’ul Awal
Bulan ketiga dalam kalender Hijriah ini, terdiri dari 30 hari. Arti nama bulan Rabi’ul Awal  berasal dari masa kembalinya pemuda – pemuda yang tadinya merantau. Sebagai informasi. Tanggal 12 di bulan ini merupakan Hari Kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Bulan Rabi’ul Akhir

Bulan yang keempat adalah Rabi’ul Akhir atau Rabi’uts Tsani yang terdiri dari 29 hari. Nama bulan ini berasal dari kegiatan menggembala dan berternak oleh orang yang telah menetap dari perantauan di bulan Rabi’ul Awal.

Bulan Jumadil Awal

Jumadil Awal ini disebut juga Jumadil Ula. Bulan ini terdiri dari 30 hari. Arti dari bulan ini sendiri adalah mulainya kekeringan. Nama ini berasal dari kejadian sulit bertanam dan beternak pada awal penggunaan sistem kalender Hijriah.

Bulan Jumadil Akhir

Bulan ini terdiri dari 29 hari dan memiliki nama lain yaitu Jumadil Tsaniyah. Nama bulan ini berasal dari disambutnya bulan baru yang bebasnya masa sulit yang diawali pada Jumadil Awal.

Bulan Rajab

Bulan ketujuh pada kalender Hijriah ini terdiri dari 30 hari. Rajab di sini memiliki arti mulia dan juga menahan diri. Pada awalnya orang Arab memasukan bulan ini sebagai bulan suci tapi sekarang hal ini sudah jarang dilakukan. Bulan ini juga adalah bulan terjadinya Isra’ dan Mi’raj.

Bulan Sya’ban

Bulan kedelapan ini terdiri dari 29 hari. Dari segi nama, bulan ini bisa diartikan berkelompok. Bulan ini dinamakan demikian karena sejarahnya pada bulan ini orang Arab berpencar untuk membentuk kelompok dalam mempertahankan komunitasnya. Kegiatan ini bisa berupa mencari air, beternak, dan pekerjaan lain yang bermanfaat bagi penduduk komunitas tersebut.


Bulan Ramadhan

Bulan kesembilan ini tentu tidak asing ya.  Bulan ini terkenal karena sangat khusus  bagi umat Islam. Arti Ramadhan berarti sangat panas. Nama ini berasal dari tujuan dirayakannya Ramadhan, yaitu membakar dosa – dosa selama hidup.

Pada bulan ini, umat Islam melakukan puasa selama 30 hari yang merupakan lama bulan ini. Dari ajaran Islam, jika Anda beribadah dan melakukan puasa, nilai pahala Anda akan berlipat ganda di hadapan Allah.


Bulan Syawal

Bulan Syawal memiliki arti kebahagiaan. Bulan yang spesial ini terdiri dari 29 hari. Bulan ini mendapat arti kebahagiaan karena merupakan bulan yang penuh berkah. Pada tanggal 1 Syawal, umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Di kawasan Arab,  bulan ini bertepatan dengan bulan dimana unta betina bisa diperah susunya.


Bulan Dzulkaidah

Bulan kesebelas ini terdiri dari 30 hari dan memiliki arti istirahat. Dari perayaan besar di Syawal bangsa Arab menetapkan hari ini sebagai hari tenang. Karena itu pada bulan ini ditetapkan juga pantangan untuk perang.

BACA JUGA :

Penetapan Tanggal Merah Tahun Baru Islam 1444 Hijriah di Tahun 2022

SEJARAH KALENDER HIJRAH / TAHUN BARU ISLAM DAN MAKNA TAHUN BARU ISLAM

Bulan Dzulhijah

Bulan terakhir di kalender Hijriah ini menandakan bulan suci untuk menunaikan haji. Biasanya bulan ini terdiri dari 29 hari, tapi di tahun kabisat (4 tahun sekali) harinya menjadi 30. Pada bulan ini umat Islam dianjurkan untuk berbagai dengan menyembelih hewan kurban. Tepatnya hal ini dilakukan pada Idul Adha yang bertepatan pada tanggal 10 Dzulhijah.