WARGA KOTA BOGOR MENGANGGAP REMEH DENGAN COVID-19 ?

#Tags

Sudah lewat dari 6 bulan berlalau sejak pandemi covid-19 membuat area jabodetabek dan banyak kota lain di Indonesia terpaksa melakukan pembatasan sosial berskala besar. Namun, sayangnya belum ada tanda-tanda penyebaran covid-19 akan berakhir, membuat banyak pihak yang mulai mempertanyakan letak kekurangan penanggulangan covid-19.

Sebuah survey  persepsi covid-19 dilakukan terhadap 21.544 warga Kota Bogor dari 15 Agustus hingga 1 September 2020 oleh Social Resilience Lab, Nanyang Technologi University (NTU) Singapura, menunjukkan masyarakat Kota Bogor masih minim edukasi terkait Covid-19.   Professor Sulfikar Amir  memaparkan hasil riset tersebut kepada walikota Bogor, Bima Arya dan Wakil Wali Kota Bogor, Dedie Rachim secara daring di Balaikota Bogor, Jumat (11/9).

Walikota dan Wakil Walikota dalam temu daring tentang survey persepsi covid-19 di Warga Kota Bogor. Sumber : kominfo kota Bogor

Secara umum, ada enam poin yang jadi fokus utama survei, terdiri dari persepsi resiko, pengetahuan, informasi, perlindungan diri, modal sosial dan ekonomi.
Dari hasil survey dinilai sebagai berikut :
- Point untuk pengetahuan bernilai 3,05 dari nilai maksimal 5
- Point mengenai informasi 3,06 dari 5
- Point perlindungan diri: 4,02
- Poin untuk modal sosial: 2,96
- Point untuk modal ekonomi : 3,07
- Point untuk Persepsi resiko : 2,79

Melihat hasil survey bisa disimpulkan pula bahwa banyak warga kota Bogor, cenderung menganggap remeh resiko penularan Covid-19, dan menganggap menilai kalau dirinya tidak akan terpapar Covid-19
Menanggapi hasil survei tesebut, Bima Arya menyebut pihaknya akan membenahi dengan meningkatkan edukasi dan akan memperbaiki informasi untuk masyarakat. Diantaranya menggandeng dokter hingga tokoh agama untuk melakukan sosialisasi.
“Edukasi untuk masyarakat ini harus ditingkatkan lagi. Kita akan menggandeng dokter dan tokoh agama yang memiliki dampak suara lebih besar kepada masyarakat,” ujar Bima.

Selain itu, hasil survei ini juga akan dijadikan landasan bagi Pemkot Bogor untuk mengambil kebijakan setelah masa PSBMK selesai Senin (14/9) nanti, namun menurutnya Kota Bogor akan mengambil langkah dengan tidak melakukan PSBB seperti awal lagi.